Chapter 3
2 hari kemudian, di “Kotena”-no gakko.
Yui’s POV
Aku melirik Shana-san lagi.
Ekspresinya masih sama. Datar. Entah apa yang ada di otak Shana-san. Tapi, aku
yakin dia pasti memikirkan kejadian 2 hari yang lalu saat aku ketahuan sedang
berusaha mencari informasi mengenai masa lalunya. Sejak saat itu, Shana-san
selalu diam. Setiap ada yang menyapanya, dia pasti hanya diam. Aku menunduk.
Aku tahu aku salah, tapi.. aku nggak tau caranya minta maaf pada orang seperti
Shana-san.. aku nggak tau harus gimana.. aku menunduk.
“DOR!!” Seru Hikaru dari belakang.
“KYAAAA!!” Teriakku kencang.
Beberapa murid, menutup telinga mereka.
“Hikaru-san!! Jangan mengagetkanku
dong!!” Protesku keras. Hikaru hanya ber-hehehe ria.
“Habis, dua hari ini kau murung
terus.. ada apa sih??” Selidik Hikaru. Deg! Jantungku berdegup kencang.
“..ng.. nggak ada apa-apa kok..”
Jawabku gugup.
“Ada apa sih?? Tampangmu itu
menunjukkan ada yang tidak beres tau! Cerita dong padaku…” Bujuk Hikaru.
“A-aku serius.. t-tidak ada apa-apa
kok..” Jawabku. Hikaru memandangku dengan curiga.
“Aku nggak percaya..! seorang Yui
itu tidak pernah murung seperti ini! Karena itu, pasti ada sesuatu yang
terjadi..! ayolah! Sesama para ‘wadah’ harus terbuka…” Kata Hikaru. Aku gugup.
Aku melirik Mio. Mio hanya menunduk.
Shana berdiri dari bangkunya.
“Yui!! Aku harus bicara denganmu!!”
Kata Shana.
“Ah! B-baik…” Jawabku. Shana berjalan
keluar kelas. Aku mengikutinya. Maafkan aku, Hikaru-san! Ucapku dalam hati. Aku
hanya mengikuti Shana-san ke.. heh! Ini kan kearah atap! Aku baru menyadari
arah yang kami tuju. Glek! Aku menelan ludah. Hiii!! Biasanya, banyak anak yang
membully murid lain di atap seperti di anime Accel World.. aduuhh!! Apa yang
ingin Shana-san bicarakan padaku?! Atau jangan-jangan nanti dia akann..
-Hayalan Yui part 1-
BUK! Shana memukul wajah Yui dengan
keras.
“Inilah akibatnya karena berusaha
menyikap masa laluku!!” Kata Shana sambil tetap memukul Yui.
-End Hayalan Yui part 1-
Hiiiii!! Aku bergidik ngeri. Tapi,
apa Shana-san bakal setega itu padaku? Atau jangan-jangan….
“AKH!!” Jerit Yui. Shana kembali
menendangnya.
“Kau piker bisa selamat setelah
ketahuan berusaha mengorek keterangan tentangku?!” Tanya Shana sambil tertawa
ala evil.
-End Hayalan Yui part 2-
-Hayalan Yui part 3-
Cring! Pedang Shana bersinar
terkena pantulan sinar matahari.
“Karena kau berusaha menyikap masa
laluku tanpa seizinku, kau akan kubunuh..!” Kata Shana sambil menaruh pedangnya
ditengah-tengah.
-End Hayalan Yui part 3-
“Kita sampai..” Kata Shana
membuyarkan imajinasiku. Aku bergidik ngeri. Aku melangkah dengan gugup. Shana
menutup pintu. Aku merasa, sebentar lagi aku akan benar-benar pergi kea lam
baka.. Tuhan.. maafkan aku.. Doaku dalam hati.
“..Yui, aku ingin kau-“
“Maafkan aku Shana-san!! Aku janji
tidak akan mengulanginya lagi!! Tolong jangan pukul aku!!” Mohonku. Shana
menatapku heran bercampur bingung.
Shana’s POV
Aku menatap Yui heran campur
bingung. Heh?? Apa maksudnya? Apa yang ada dipikiran anak itu sih?
“Oi, Yui.. apa maksudmu sih?!”
Tanyaku bingung.
“Aku mohonn Shana-san.. maafkan
aku..” Kata Yui tanpa mendengarkan aku dulu.
“Oi! Oi! Dengarkan aku!!” Kataku.
Aku mulai sebal dengan sikap bocah ini.
“Ampun Shana-san!! Jangan bunuh
aku!!” Mohon Yui lagi.
“BERISIK!!!! DIAM!! Atau aku akan
benar-benar membunuhmu!!” Ancamku.
“eehh?? Shana-san serius ya??”
Tanya Yui dengan tampang konyol.
“Intinya, Shana-san tidak ingin
membunuhku??” Tanya Yui. Argh! Sepertinya bocah ini benar-benar sudah
kehilangan otaknya!
“Kalau kau bertanya lagi padaku,
kau benar-benar akan kubunuh!” Jawabku sebal.
“YEII!!!!” Yui melompat-lompat
riang. Argh! Aku menepuk dahiku tanda frustasi pada tingkahnya.
“Sudahlah! Berhenti melakukan hal
yang bisa membuatku gila atau kau benar-benar akan kubunuh sekarang..!!”
Ancamku.
“Hee..!! Shana-san benar-benar niat
ya..?!” Yui bergidik ngeri dan berhenti melompat.
“Argh! Sudahlah! Dari tadi aku sama
sekali belum ngomong apa yang mau kukatakan padamu..” Kataku sambil memegang
kepalanya. Sepertinya mempunyai hubungan dengan bocah yang satu ini sama saja
dengan menuju neraka.
“Ah, iya ya.. eh, jadi Shana-san
memanggilku kesini benar-benar untuk bicara denganku dan bukan membunuhku ya??”
Tanya Yui yang masih belum menyadari kalau aku tidak tertarik untuk
membunuhnya.. -_-
“Berhenti bicara atau ini
benar-benar akan menjadi terakhir kalinya kau melihat dunia..!!” Ancamku sambil
menarik pedangku.
“EEHH??!! J-jangan Shana-san!!
Baik! Baik! Aku akan diam!!” Kata Yui.
“Baguslah..” Responku sambil
menyarungkan kembali pedangku.
“..e-eto.. apa yang ingin Shana-san
katakan?” Tanya Yui takut-takut. Aku memandang Yui tajam.
“Apa 2 hari yang lalu, sebelum aku
datang, apa Mio mengatakan sesuatu?” Tanyaku. Yui menggeleng.
“Benar!!” Jawab Yui. Aku menatap
Yui tajam. Tak ada yang mencurigakan dari bocah itu.. hufh.. seharusnya aku
mengikat kontrak dengan ‘Dewi Cinta’ saja supaya aku bisa membaca hati orang..
pikirku sebal.
“..iya.. iya.. aku percaya..”
Jawabku menyerah.
“Honto? Yeay!!!” Yui melompat. Cih,
bocah ini memang kekanak-kanakan! Pikirku lagi.
BRAK!!!!
Pintu menuju atap terbuka. Aku dan
Yui langsung menoleh kearah datangnya suara dan menemukan Ciel dengan Sebastian
dibelakangnya. Sepertinya bocah itu membuka pintu dengan kakinya lagi.. apa dia
tidak diajari sopan santun oleh orang tuanya dan butlernya? Ejekku dalam hati.
“Oi, Shana! Yui! Ada pengumuman di mading
sekolah!! Cepat kesana!!” Kata Ciel.
“Kau kesini dan menggedor pintu
hanya untuk mengatakan itu?” Tanyaku tak percaya.
“Terus kenapa?! Kau punya masalah
dengan hal itu?!” Tanya Ciel. Cih, bocah ini benar-benar tidak sopan! Apa dia
lupa kalau aku lebih tua 3 bulan darinya?!
[(Author : Shana, apa yang beda
coba? Cuma 3 bulan ini.. kecuali kalau 1 tahun... lagian Ciel itu ‘Tuan Muda’
lho..)]
“Lupakanlah.. dasar Tuan Muda yang
pendek..!!” Ejek Shana.
“HEI!! Aku tidak pendek!!” Protes
Ciel.
“Nggak peduli.. menurutku kau
pendek.. sudahlah.. ayo, Yui..” Ajakku sambil berjalan ke tangga.
“HEI!! TUNGGU!! AKU NGGAK PENDEK!!”
Protes Ciel tak terima namun aku tak peduli pada ucapannya.
“Ada pengumuman apa sih, Mio? Bikin
repot saja..!” Umpatku.
“Iya, ada pengumuman apa,
Mio-senpai?” Tanya Yui penasaran.
“Bukan pengumuman kok! Tapi, hasil
dari pemilihan Students Award..!”
Jawab Mio riang.
“Honto? Aku mau lihat!” Kata Yui
bersemangat. Aku hanya ikut melihat hasil pemilihan yang menurutku sangat
konyol itu.
Students Award This Year ^^
Murid terpopuler : Aikawa Chocola.
Murid Terdatar : Kanade Tachibana.
Murid Terdingin : Shana.
Murid Terpintar Memainkan Musik : Mio Akiyama.
Murid Paling Sering Terlambat : Leluoch.
Murid Paling Sering Dilayani : Ciel Phantomhive.
Murid Terkonyol : Yui.
DEG!! Jantungku berdetak kencang.
Daftar itu..! gelar itu harusnya..- aku membuang muka. Tanpa kusadari Mio
memperhatikanku.
Mio’s POV
Aku memperhatikan Shana.
Sepertinya, sudah saatnya menggunakan kekuatanku untuk membaca musik didalam
hati orang lain. Aku menutup mataku dan mulai mendengar musik didalam hati
Shana. Deg!! Mataku membulat. Shana masih memikirkan ‘soal itu’?! Kulirik lagi
hasil Students Award. Mataku terpaku disalah satu nama gelar dan nama murid.
Ah, benar juga.. rupanya, Shana masih memikirkan ‘dia’.. pikirku sedih.
“Eehh??! Aku murid terkonyol?! Aku
tidak konyol!!!” Protes Yui.
“Hahaha.. yaahh.. kau memang
sedikit konyol sih..” Responku.
“Bukan mungkin, tapi memang
konyol!!” Ralat Shana dingin.
“Eehh?? Aku kan tidak konyol!!”
Protes Yui lagi.
“BAWEL!!” Teriak Shana. Aku dan Yui
terdiam. Shana menatap kami tajam. Aku dan Yui menunduk dalam.
“Cih!” Umpat Shana sambil pergi ke
kelas. Aku menatap kepergian Shana.
“..ng.. Mio-senpai, ada apa dengan
Shana-san??” Tanya Yui. Aku terdiam sebentar.
“Ah, tidak apa-apa.. dia kan memang
begitu.. nah, sekarang ayo kita ke kelas..” Ajakku. Yui menurut.
Disaat yang sama, di tempat yang berbeda..
Ciel’s POV
Aku berjalan di lorong sekolah. Tiba-tiba..
Cring!
Ada cahaya yang mengenai mataku.
Argh! Ada apa sih?! Mengganggu perjalananku saja.. gerutuku. Heh.. aku
tertegun. Cahaya tadi dari semak-semak?! Apa yang ada didalam semak-semak itu?
Tanyaku pada diriku sendiri. Aku mulai menggeledah semak-semak itu.
“Apa yang sedang kau lakukan disini
Ciel?” Tanya Hikaru. Deg!! Aku berbalik.
“Ah! Tidak ada apa-apa.. hanya
saja.. tadi ada sesuatu yang-“
“Baik.. baik..” Jawab Ciel sambil
pergi meninggalkan Hikaru. Hikaru melihat kearah semak-semak itu.
“Hampir saja..” Kata
Hikaru pelan.
-TBC-
Waaaaa waaaaa seruuuu, lanjut lanjuuut :D
BalasHapusTetep semangat lanjutinnya ya :)