Entri Populer

Kamis, 06 September 2012

My First FF [Chapter 3]


Chapter 3

2 hari kemudian, di “Kotena”-no gakko.

Yui’s POV

Aku melirik Shana-san lagi. Ekspresinya masih sama. Datar. Entah apa yang ada di otak Shana-san. Tapi, aku yakin dia pasti memikirkan kejadian 2 hari yang lalu saat aku ketahuan sedang berusaha mencari informasi mengenai masa lalunya. Sejak saat itu, Shana-san selalu diam. Setiap ada yang menyapanya, dia pasti hanya diam. Aku menunduk. Aku tahu aku salah, tapi.. aku nggak tau caranya minta maaf pada orang seperti Shana-san.. aku nggak tau harus gimana.. aku menunduk.

“DOR!!” Seru Hikaru dari belakang.

“KYAAAA!!” Teriakku kencang. Beberapa murid, menutup telinga mereka.

“Hikaru-san!! Jangan mengagetkanku dong!!” Protesku keras. Hikaru hanya ber-hehehe ria.

“Habis, dua hari ini kau murung terus.. ada apa sih??” Selidik Hikaru. Deg! Jantungku berdegup kencang.

“..ng.. nggak ada apa-apa kok..” Jawabku gugup.

“Ada apa sih?? Tampangmu itu menunjukkan ada yang tidak beres tau! Cerita dong padaku…” Bujuk Hikaru.

“A-aku serius.. t-tidak ada apa-apa kok..” Jawabku. Hikaru memandangku dengan curiga.

“Aku nggak percaya..! seorang Yui itu tidak pernah murung seperti ini! Karena itu, pasti ada sesuatu yang terjadi..! ayolah! Sesama para ‘wadah’ harus terbuka…” Kata Hikaru. Aku gugup. Aku melirik Mio. Mio hanya menunduk.

GRAK!

Shana berdiri dari bangkunya.

“Yui!! Aku harus bicara denganmu!!” Kata Shana.

“Ah! B-baik…” Jawabku. Shana berjalan keluar kelas. Aku mengikutinya. Maafkan aku, Hikaru-san! Ucapku dalam hati. Aku hanya mengikuti Shana-san ke.. heh! Ini kan kearah atap! Aku baru menyadari arah yang kami tuju. Glek! Aku menelan ludah. Hiii!! Biasanya, banyak anak yang membully murid lain di atap seperti di anime Accel World.. aduuhh!! Apa yang ingin Shana-san bicarakan padaku?! Atau jangan-jangan nanti dia akann..

-Hayalan Yui part 1-

BUK! Shana memukul wajah Yui dengan keras.
“Inilah akibatnya karena berusaha menyikap masa laluku!!” Kata Shana sambil tetap memukul Yui.
-End Hayalan Yui part 1-

Hiiiii!! Aku bergidik ngeri. Tapi, apa Shana-san bakal setega itu padaku? Atau jangan-jangan….

-Hayalan Yui part 2-

“AKH!!” Jerit Yui. Shana kembali menendangnya.
“Kau piker bisa selamat setelah ketahuan berusaha mengorek keterangan tentangku?!” Tanya Shana sambil tertawa ala evil.

-End Hayalan Yui part 2-

Hiiiiiiii!!!!! Seraamm!! Teriakku dalam hati. Atau mungkinn..

-Hayalan Yui part 3-

Cring! Pedang Shana bersinar terkena pantulan sinar matahari.
“Karena kau berusaha menyikap masa laluku tanpa seizinku, kau akan kubunuh..!” Kata Shana sambil menaruh pedangnya ditengah-tengah.

-End Hayalan Yui part 3-

TIIDAAAAAAAAKKKK!!!!!! Teriakku dalam hati sambil bergaya lebay sambil tetap berjalan.

“Kita sampai..” Kata Shana membuyarkan imajinasiku. Aku bergidik ngeri. Aku melangkah dengan gugup. Shana menutup pintu. Aku merasa, sebentar lagi aku akan benar-benar pergi kea lam baka.. Tuhan.. maafkan aku.. Doaku dalam hati.

“..Yui, aku ingin kau-“

“Maafkan aku Shana-san!! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi!! Tolong jangan pukul aku!!” Mohonku. Shana menatapku heran bercampur bingung.

Shana’s POV

Aku menatap Yui heran campur bingung. Heh?? Apa maksudnya? Apa yang ada dipikiran anak itu sih?

“Oi, Yui.. apa maksudmu sih?!” Tanyaku bingung.

“Aku mohonn Shana-san.. maafkan aku..” Kata Yui tanpa mendengarkan aku dulu.

“Oi! Oi! Dengarkan aku!!” Kataku. Aku mulai sebal dengan sikap bocah ini.

“Ampun Shana-san!! Jangan bunuh aku!!” Mohon Yui lagi.

“BERISIK!!!! DIAM!! Atau aku akan benar-benar membunuhmu!!” Ancamku.

“eehh?? Shana-san serius ya??” Tanya Yui dengan tampang konyol.

“Konyol!! Siapa juga yang mau membunuh orang seperti kau yang setara dengan bocah umur 7 tahun?! Jangan mengada-ngada ya!!” Jawabku kesal.

“Intinya, Shana-san tidak ingin membunuhku??” Tanya Yui. Argh! Sepertinya bocah ini benar-benar sudah kehilangan otaknya!

“Kalau kau bertanya lagi padaku, kau benar-benar akan kubunuh!” Jawabku sebal.

“YEII!!!!” Yui melompat-lompat riang. Argh! Aku menepuk dahiku tanda frustasi pada tingkahnya.

“Sudahlah! Berhenti melakukan hal yang bisa membuatku gila atau kau benar-benar akan kubunuh sekarang..!!” Ancamku.

“Hee..!! Shana-san benar-benar niat ya..?!” Yui bergidik ngeri dan berhenti melompat.

“Argh! Sudahlah! Dari tadi aku sama sekali belum ngomong apa yang mau kukatakan padamu..” Kataku sambil memegang kepalanya. Sepertinya mempunyai hubungan dengan bocah yang satu ini sama saja dengan menuju neraka.

“Ah, iya ya.. eh, jadi Shana-san memanggilku kesini benar-benar untuk bicara denganku dan bukan membunuhku ya??” Tanya Yui yang masih belum menyadari kalau aku tidak tertarik untuk membunuhnya.. -_-

“Berhenti bicara atau ini benar-benar akan menjadi terakhir kalinya kau melihat dunia..!!” Ancamku sambil menarik pedangku.

“EEHH??!! J-jangan Shana-san!! Baik! Baik! Aku akan diam!!” Kata Yui.

“Baguslah..” Responku sambil menyarungkan kembali pedangku.

“..e-eto.. apa yang ingin Shana-san katakan?” Tanya Yui takut-takut. Aku memandang Yui tajam.

“Apa 2 hari yang lalu, sebelum aku datang, apa Mio mengatakan sesuatu?” Tanyaku. Yui menggeleng.

“Benar??” Tanyaku tak yakin.

“Benar!!” Jawab Yui. Aku menatap Yui tajam. Tak ada yang mencurigakan dari bocah itu.. hufh.. seharusnya aku mengikat kontrak dengan ‘Dewi Cinta’ saja supaya aku bisa membaca hati orang.. pikirku sebal.

“..iya.. iya.. aku percaya..” Jawabku menyerah.

“Honto? Yeay!!!” Yui melompat. Cih, bocah ini memang kekanak-kanakan! Pikirku lagi.

BRAK!!!!

Pintu menuju atap terbuka. Aku dan Yui langsung menoleh kearah datangnya suara dan menemukan Ciel dengan Sebastian dibelakangnya. Sepertinya bocah itu membuka pintu dengan kakinya lagi.. apa dia tidak diajari sopan santun oleh orang tuanya dan butlernya? Ejekku dalam hati.

“Oi, Shana! Yui! Ada pengumuman di mading sekolah!! Cepat kesana!!” Kata Ciel.

“Kau kesini dan menggedor pintu hanya untuk mengatakan itu?” Tanyaku tak percaya.

“Terus kenapa?! Kau punya masalah dengan hal itu?!” Tanya Ciel. Cih, bocah ini benar-benar tidak sopan! Apa dia lupa kalau aku lebih tua 3 bulan darinya?!

[(Author : Shana, apa yang beda coba? Cuma 3 bulan ini.. kecuali kalau 1 tahun... lagian Ciel itu ‘Tuan Muda’ lho..)]

“Lupakanlah.. dasar Tuan Muda yang pendek..!!” Ejek Shana.

“HEI!! Aku tidak pendek!!” Protes Ciel.

“Nggak peduli.. menurutku kau pendek.. sudahlah.. ayo, Yui..” Ajakku sambil berjalan ke tangga.

“HEI!! TUNGGU!! AKU NGGAK PENDEK!!” Protes Ciel tak terima namun aku tak peduli pada ucapannya.

“Ah! Shana!” Panggil Mio begitu melihat kami (aku dan Yui) baru datang ke mading sekolah.

“Ada pengumuman apa sih, Mio? Bikin repot saja..!” Umpatku.

“Iya, ada pengumuman apa, Mio-senpai?” Tanya Yui penasaran.

“Bukan pengumuman kok! Tapi, hasil dari pemilihan Students Award..!” Jawab Mio riang.

“Honto? Aku mau lihat!” Kata Yui bersemangat. Aku hanya ikut melihat hasil pemilihan yang menurutku sangat konyol itu.

Students Award This Year ^^

Murid terpopuler : Aikawa Chocola.
Murid Terdatar : Kanade Tachibana.
Murid Terdingin : Shana.
Murid Terpintar Memainkan Musik : Mio Akiyama.
Murid Paling Sering Terlambat : Leluoch.
Murid Paling Sering Dilayani : Ciel Phantomhive.
Murid Terkonyol : Yui.

DEG!! Jantungku berdetak kencang. Daftar itu..! gelar itu harusnya..- aku membuang muka. Tanpa kusadari Mio memperhatikanku.

Mio’s POV

Aku memperhatikan Shana. Sepertinya, sudah saatnya menggunakan kekuatanku untuk membaca musik didalam hati orang lain. Aku menutup mataku dan mulai mendengar musik didalam hati Shana. Deg!! Mataku membulat. Shana masih memikirkan ‘soal itu’?! Kulirik lagi hasil Students Award. Mataku terpaku disalah satu nama gelar dan nama murid. Ah, benar juga.. rupanya, Shana masih memikirkan ‘dia’.. pikirku sedih.

“Eehh??! Aku murid terkonyol?! Aku tidak konyol!!!” Protes Yui.

“Hahaha.. yaahh.. kau memang sedikit konyol sih..” Responku.

“Bukan mungkin, tapi memang konyol!!” Ralat Shana dingin.

“Eehh?? Aku kan tidak konyol!!” Protes Yui lagi.

“BAWEL!!” Teriak Shana. Aku dan Yui terdiam. Shana menatap kami tajam. Aku dan Yui menunduk dalam.

“Cih!” Umpat Shana sambil pergi ke kelas. Aku menatap kepergian Shana.

“..ng.. Mio-senpai, ada apa dengan Shana-san??” Tanya Yui. Aku terdiam sebentar.

“Ah, tidak apa-apa.. dia kan memang begitu.. nah, sekarang ayo kita ke kelas..” Ajakku. Yui menurut.

Disaat yang sama, di tempat yang berbeda..

Ciel’s POV

Aku berjalan di lorong sekolah. Tiba-tiba..

Cring!

Ada cahaya yang mengenai mataku. Argh! Ada apa sih?! Mengganggu perjalananku saja.. gerutuku. Heh.. aku tertegun. Cahaya tadi dari semak-semak?! Apa yang ada didalam semak-semak itu? Tanyaku pada diriku sendiri. Aku mulai menggeledah semak-semak itu.

“Apa yang sedang kau lakukan disini Ciel?” Tanya Hikaru. Deg!! Aku berbalik.

“Ah! Tidak ada apa-apa.. hanya saja.. tadi ada sesuatu yang-“

“Kau tidak perlu banyak bicara! Sekarang, cepat kembali ke kelas!” Kata Hikaru tegas.

“Baik.. baik..” Jawab Ciel sambil pergi meninggalkan Hikaru. Hikaru melihat kearah semak-semak itu.

“Hampir saja..” Kata Hikaru pelan.

-TBC-

1 komentar:

  1. Waaaaa waaaaa seruuuu, lanjut lanjuuut :D
    Tetep semangat lanjutinnya ya :)

    BalasHapus